Senin, 20 Juli 2015

MANDAU SENJATA SUKU DAYAK MA'ANYAN

Mandau adalah salah satu senjata suku Dayak
yang merupakan pusaka turun temurun dan
dianggap sebagai barang keramat atau memiliki
kesaktian.
Selain itu mandau juga merupakan
alat untuk memotong dan menebas tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya, karena
nyaris sebagian besar kehidupan seharian orang
Dayak berada di hutan, maka mandau selalu
berada dan diikatkan pada pinggang mereka.
Mandau, Senjata Sakti Pusaka Suku Dayak. Suku
Dayak adalah suku yang gemar sekali
berpetualang, sehingga untuk memberi
kenyamanan dalam perjalanannya seorang
putra dayak akan melengkapi dirinya dengan
senjata. Salah satu senjata yang pasti dibawa
dalam sebuah perantauan adalah mandau.
Mandau, Senjata Sakti Pusaka Suku Dayak.
Kalimantan adalah salah satu dari 5 pulau besar
yang ada di Indonesia. Kalimantan merupakan
“daerah asal” suku Dayak. Di kalangan orang
Dayak sendiri satu dengan lainnya menumbuh-
kembangkan kebudayaan tersendiri. Dengan
perkataan lain, kebudayaan yang ditumbuh-
kembangkan oleh Dayak-Iban tidak sama persis
dengan kebudayaan yang ditumbuh-
kembangkan Dayak-Punan dan seterusnya.
Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal
atau memiliki senjata khas Dayak yang disebut
sebagai mandau. Mandau, Senjata Sakti Pusaka
Suku Dayak. Dalam kehidupan sehari-hari
senjata ini tidak lepas dari pemiliknya. Artinya,
kemanapun ia pergi mandau selalu dibawanya
karena mandau juga berfungsi sebagai simbol
kehormatan dan jatidiri. Mandau, Senjata Sakti
Pusaka Suku Dayak.
Mandau, Senjata Sakti Pusaka Suku Dayak ini
dipercayai memiliki tingkat-tingkat kampuhan
atau kesaktian. Kesaktian Mandau ini tidak hanya
diperoleh dari proses pembuatannya yang
melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga
diperoleh dari pengayauan (pemenggalan kepala
lawan-red). Semakin banyak orang yang berhasil
di-kayau, mandau itu semakin sakti. Sebagian
rambut kepala yang berhasil dikayau biasanya
digunakan untuk menghias gagang mandaunya.
Mereka percaya bahwa roh orang yang mati
karena dikayau akan mendiami mandau
sehingga mandau tersebut menjadi sakti.
Bilah mandau terbuat dari lempengan besi yang
ditempa hingga berbentuk pipih-panjang dan
berujung runcing. Salah satu sisi mata bilahnya
diasah tajam, sedangkan sisi lainnya dibiarkan
sedikit tebal dan tumpul. Beberapa jenis bahan
yang dapat digunakan untuk membuat mandau,
yaitu: besi montallat, besi matikei, dan besi baja
yang diambil dari per mobil, bilah gergaji mesin,
cakram kendaraan, dan lain sebagainya.
Menurut cerita masyarakat dayak, mandau yang
paling baik mutunya adalah yang dibuat dari
batu gunung yang dilebur khusus sehingga
besinya sangat kuat dan tajam serta hiasannya
diberi sentuhan emas, perak, atau tembaga.
Mandau jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang
tertentu.
Sedangkan Gagang atau hulu mandau terbuat
dari tanduk rusa yang diukir menyerupai kepala
burung. Seluruh permukaan gagangnya diukir
dengan berbagai motif seperti: kepala naga,
paruh burung, pilin, dan kait. Pada ujung gagang
ada pula yang diberi hiasan berupa bulu
binatang atau rambut manusia. Bentuk dan
ukiran pada gagang mandau ini dapat
membedakan tempat asal mandau dibuat, suku,
serta status sosial pemiliknya.
Sementara Sarung mandau atau yang biasa
disebut kumpang biasanya terbuat dari
lempengan kayu tipis. Bagian atas dilapisi tulang
berbentuk gelang. Bagian tengah dan bawah
dililit dengan anyaman rotan sebagai penguat
apitan. Sebagai hiasan, biasanya ditempatkan
bulu burung baliang, burung tanyaku, manik-
manik dan terkadang juga diselipkan jimat.
Selain itu, mandau juga dilengkapi dengan
sebilah pisau kecil bersarung kulit yang diikat
menempel pada sisi sarung dan tali pinggang
dari anyaman rotan.
Jika dicermati secara seksama, di dalam
pembuatan mandau, mengandung nilai-nilai
yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai
acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi
kehidupan masyarakat. Nilai-nilai itu antara lain:
keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan
kesabaran. Nilai keindahan tercermin dari
bentuk-bentuk mandau yang dibuat sedemikian
rupa, sehingga memancarkan keindahan.
Sedangkan, nilai ketekunan, ketelitian, dan
kesabaran tercermin dari proses pembuatannya
yang memerlukan ketekunan, ketelitian, dan
kesabaran. Tanpa nilai-nilai tersebut tidak
mungkin akan terwujud sebuah mandau yang
indah dan sarat makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar